kampus mohammad natsir bukitinggi,daftar online universitas mohammad natsir bukittinggi,stikes yarsi dan universitas mohammad natsir bukitinggi,mau masuk kuliah,tempat kuliah terbaik di bukittinggi,yarsi dan umn,rumah sakit yarsi,tempat kuliah bagus,rumah sakit yarsi bukittnggi,tempat kuliah bangus di bukittinggi,umn online bkt
Friday, 25 May 2018
Belajar mutu rumah sakit
Indikator Mutu Rumah Sakit
han Penyakit, Angka Kematian 48 jam, Angka Infeksi Nosokomial, Komplikasi Perawatan , dan sebagainya.
Selanjutnya Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai contoh: Indikator status gizi dapat lebih dispesifikasikan lagi menjadi kriteria tinggi badan, berat badan anak. Untuk pelayanan kesehatan, kriteria ini adalah fenomena yang dapat dihitung.
Setelah kriteria ditentukan dibuatlah standar-standar yang eksak dan dapat dihitung kuantitatif, yang biasanya mencakup hal-hal yang standar baik, misalnya: panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 cm; berat badan bayi baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut.
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang. Jenis-jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit:
1. Indikator Pelayanan Non Bedah, terdiri dari:
1. Angka Pasien dengan Dekubitus;
2. Angka Kejadian Infeksi dengan jarum infus.
3. Angka Kejadian penyulit/infeksi karena Transfusi Darah.
4. Angka Ketidak Lengkapan Catatan Medis.
5. Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat.
2. Indikator Pelayanan, yang terdiri dari
1. Angka Infeksi Luka Operasi.
2. Angka Komplikasi Pasca Bedah.
3. Waktu tunggu sebelum operasi effektif.
4. Angka Appendik normal.
3. Indikator Ibu Bersalin dan Bayi, terdiri dari
1. Angka Kematian Ibu karena Eklampsia Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.
2. Angka Kematian Ibu karena Perdarahan Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.
3. Angka Kematian Ibu karena Sepsis Kasus Rujukan dan bukan Rujukan.
4. Angka Kematian Bayi dengan BB Lahir <= 2000 gram Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.
4. Indikator Mutu Pelayanan Medis
1. Angka infeksi nosokomial
2. Angka kematian kasar (Gross Death Rate)
3. Kematian pasca bedah
4. Kematian ibu melahirkan ( Maternal Death Rate-MDR)
5. Kematian bayi baru lahir (Infant Death Rate-IDR)
6. NDR (Net Death Rate di atas 48 jam)
7. ADR (Anasthesia Death Rate)
8. PODR (Post Operation Death Rate)
9. POIR (Post Operative Infection Rate)
5. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS
6. Unit cost untuk rawat jalan
1. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien
2. Jumlah keluhan dari pasien/keluarganya
1. Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri dari
2. Jumlah dan pesentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak PS dengan asal pasien
1. Jumlah pelayanan dan tindakan medik
2. Jumlah tindakan pembedahan
3. Jumlah kunjungan SMF spesialis
4. Pemfaatan oleh masyarakat
5. Contact rate
6. Hospitalization rate
7. Out patient rate
8. Emergency out patient rate
7. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien
8. Indikator tambahan
9. Angka Kematian di IGD (IGD).
10. Angka Perawatan Ulang (Rekam Medis).
11. Angka Infeksi RS.
12. Reject Analisis (Radiologi).
13. Angka Ketidaksesuaian Penulisan Diet (Gizi).
14. Angka Keterlambatan waktu pemberian makan (Gizi).
15. Angka Kesalahan Pembacaan Hasil (laboratorium).
16. Angka Waktu Penyelesain Resep (Farmasi).
17. Angka Kesalahan Pemberian Obat (Farmasi).
18. Angka Banyaknya Resep yang Tidak Terlayani (Farmasi).
1. Jumlah penderita yang mengalami dekubitus
2. Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur
3. BOR (Bed Occupancy Rate)
4. BTO (Bed Turn Over)
5. TOI (Turn Over Interval)
6. ALOS (Average Length of Stay)
7. Normal Tissue Removal Rate
1. Surat pembaca di koran
2. Surat kaleng
3. Surat masuk dari kotak saran, dan sebagainya
4. Survei tingkat kepuasan pengguna pelayanan kesehatan RS
1. Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi
2. Pasien diberi obat yang salah
3. Tidak ada obat/alat emergensi
4. Tidak ada oksigen
5. Tidak ada alat penyedot lendir
6. Tidak tersedia alat pemadam kebakaran
7. Pemakaian obat tidak sesuai standar
8. Pemakaian air, listrik, gas, dan sebagainya.
Mutu pelayanan medis dan kesehatan di RS sangat erat kaitannya dengan manajemen RS
Indikator Unit Gawat Darurat
1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, standar 100%;
2. Jam buka pelayanan gawat darurat, standar 24 jam.
3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ’yang masih berlaku’, standar 100%.
4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana, standar 1 tim.
5. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat, standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang.
6. Kepuasan pelanggan, standar ≥ 70%.
7. Kematian pasien ≤ 24 jam, standar ≤ 2 per 1000 ( pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam ).
8. Khusus untuk RS jiwa, pasien dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 jam, standar 100%.
9. Perawat minimal D3 dan bersertifikat pelatihan Pelayanan Gawat Darurat.
10. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka standar 100%.
Indikator Mutu Utama
I. Indikator Mutu Area Klinis
No Area indikator Judul indikator mutu
1 Assesmen pasien • Kelengkapan pengisian assesmen awal medis
2 Pelayanan laboratorium • Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium
3 Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging • Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
4 Prosedur bedah • Kepatuhan pelaksanaan time out
5 Penggunaan antibiotika dan obat lainnya • Kepatuhan penulisan resep sesuai formularium
6 Kesalahan medikasi (medication error) dan knc mpo • Kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh petugas
7 Penggunaan anestesi dan sedasi • Kelengkapan dokumen assesmen pra anestesi pada pasien yang akan dilakukan operasi elektif
8 Penggunaan darah dan produk darah • Kejadian reaksi transfuse
9 Ketersediaan, isi dan penggunaan rm pasien • Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi yang jelas
10 PPI, surveilans dan pelaporan • Infeksi luka operasi (ILO) bersih
II. Indikator Mutu Area Manajemen
No Area indikator Judul indikator mutu
1 Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien • Pemenuhan permintaan obat dan BHP sesuai kebutuhan pasien
2 Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan • Pelaporan indikator ponek kurang dari tanggal 10 tiap bulannya
3 Manajemen risiko • Kejadian pulang paksa
4 Manajemen penggunaan sumber daya • Pelaporan kalibrasi peralatan medis seluruh unit rumah sakit
5 Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga • Kepuasan pasien rawat inap
6 Harapan dan kepuasan staf • Tingkat kepuasan perawat / bidan
7 Demografi pasien dan diagnosisklinis • Kejadian kematian ibu karena kehamilan dan persalinan
8 Manajemen keuangan • Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
9 Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf • Tersedianya APD (alat pelindung diri)
III. Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien
No Area indikator Judul indikator mutu
1 Ketepatan identifikasi pasien • Pemasangan gelang identitas
2 Peningkatan komunikasi yang efektif • Kepatuhan pelaksanaan TBK
3 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai • Angka kepatuhan pemberian label (labeling) obat ham di rawat inap
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi • Pelaksanaan site marking pasien operasi elektif di ruang rawat inap
5 Pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan • Kepatuhan kebersihan tangan/ hand hygiene oleh petugas
6 Pengurangan risiko jatuh • Kejadian pasien jatuh
IV. Indikator Mutu JCI Library Of Measure
No Nama Pengukuran Judul indikator mutu
1 Pemberian aspirin saat kedatangan (I-AMI-1) • aspirin yang diterima pasien yang mengalami AMI dalam waktu 24 jam sejak pasien tiba di RS
2 Pemberian aspirin saat pulang (I-AMI-2) • aspirin yang diberikan pada saat pasien yang mengalami AMI meninggalkan RS
3 Sectio Caesaria (I-PC-2) • wanita nullipara dengan janin tunggal cukup bulan dengan presentasi vertex dilahirkan dengan sectio caesaria
4 ASI Eklusif (I-PC-5) • ASI eklusif selama bayi baru lahir saat dirawat inap
5 Edukasi Stroke (I-STK-8) 1. Pasien dengan stroke iskemik atau haemorargie, atau perawat yang melakukan home care (caretaken) pasien tersebut dirumah diberikan edukasi mengenai semua hal berikut :
2. dapat menghubungi RS/ Instalasi kesehatan pada keadaan kegawatdaruratan medis (jika tersedia di daerah setempat)
3. perlunya follow-up setelah meninggalkan RS
4. obat-obatan yang diberikan saat meninggalkan RS
http://www.berandahukum.com/2016/04/larangan-perkawinan-menurut-uu.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment